Kebutuhan
akan memori utama saja
tidak mencukupi maka diperlukan peralatan
tambahan untuk
menyimpan data yang lebih besar
dan dapat dibawa kemana-mana.
Tetapi dengan semakin besarnya peralatan penyimpanan maka dengan sendirinya akan
mempengaruhi waktu
pemrosesan data. Beberapa peralatan penyimpanan akan dijelaskan
5.1
Magnetik Disk
Disk adalah piringan
bundar yang terbuat dari bahan tertentu (logam atau plastik) dengan
permukaan
dilapisi bahan yang dapat di magnetisasi. Mekanisme baca/tulis menggunakan
kepala
baca
atau tulis yang disebut head, merupakan komparan pengkonduksi (conducting coil).
Desain fisiknya, head
bersifat stasioner sedangkan piringan disk berputar sesuai kontrolnya.
Layout data
pada disk diperlihatkan pada gambar
5.1 dan gambar 5.2. Terdapat dua metode
layout data pada disk, yaitu constant angular velocity dan multiple zoned
recording. Disk diorganisasi dalam
bentuk cincin – cincin
konsentris yang disebut
track. Tiap track pada disk dipisahkan
oleh gap. Fungsi gap untuk mencegah atau mengurangi kesalahan pembacaan
maupun penulisan
yang disebabkan melesetnya head atau karena interferensi medan magnet.
Sejumlah
bit yang sama akan menempati track – track yang tersedia. Semakin ke dalam
disk maka
kerapatan (density)
disk akan bertambah besar.
Data dikirim ke
memori ini dalam bentuk
blok, umumnya blok lebih kecil kapasitasnya daripada track. Blok – blok data
disimpan dalam disk
yang berukuran blok, yang disebut
sector. Sehingga track biasanya
terisi beberapa sector, umumnya 10
hingga 100 sector tiap tracknya.
Bagaimana mekanisme membacaan maupun penulisan pada disk
? Head harus bisa
mengidentifikasi
titik awal atau posisi – posisi sector maupun track. Caranya data yang disimpan
akan
diberi header data
tambahan yang menginformasikan
letak sector dan track
suatu data. Tambahan header data
ini hanya digunakan oleh sistem disk
drive saja tanpa
bisa diakses oleh pengguna.
Gambar 5.3 diatas
menggambarkan pemformatan data
pada disk. Field ID merupakan
header data
yang digunakan disk drive
menemukan letak sector dan tracknya. Byte SYNCH adalah
pola bit yang menandakan awal field data.
Karakteristik
Magnetik Disk
Saat
ini sesuai kekhususan penggunaan telah beredar berbagai macam magnetik disk.
Tabel 5.1menyajikan daftar katakteristik utama dari berbagai jenis disk
Berdasarkan
gerakan head, terdapat dua macam
jenis yaitu head tetap (fixed
head) dan head
bergerak (movable head) seperti
terlihat pada gambar
5.4. Pada head tetap setiap track memiliki kepala head
sendiri, sedangkan pada head bergerak, satu kepala head digunakan untuk beberapa track
dalam satu muka disk. Mekanisme dalam
head bergerak adalah lengan head bergerak
menuju track yang diinginkan berdasarkan perintah dari disk drive-nya.
Karakteristik disk
berdasar portabilitasnya dibagi
menjadi disk yang
tetap (non-
removable disk) dan disk
yang dapat dipindah (removable disk). Keuntungan disk yang
dapat dipindah
atau diganti – ganti adalah tidak terbatas dengan kapasitas disk dan lebih
fleksibel.
Karakteristik
lainnya berdasar sides atau muka sisinya adalah satu sisi disk (singlesides)
dan
dua muka disk (double sides). Kemudian berdasarkan jumlah
piringannya (platters), dibagi
menjadi
satu piringan (single platter) dan banyak piringan (multiple platter).
Gambar disk dengan multiple platters
tersaji dalam gambar 5.5.
Terakhir,
mekanisme head membagi disk
menjadi tiga macam, yaitu head yang
menyentuh
disk (contact) seperti
pada floppy disk, head yang mempunyai
celah utara tetap maupun
yang tidak tetap tergantung medan magnetnya. Celah atau jarak head dengan disktergantung
kepadatan datanya, semakin padat datanya dibutuhkan jarak head yang semakin
dekat, namun
semakin dekat head maka faktor resikonya semakin besar, yaitu terjadinya
kesalahan baca. Teknologi Winchester
dari IBM mengantisipasi masalah celah head diatas dengan model
head aerodinamik.
Head berbentuk lembaran timah yang berada
dipermukaan disk apabila tidakbergerak,
seiring perputaran disk maka disk akan mengangkat headnya.
Istilah
Winchester dikenalkan IBM pada
model disk 3340-nya. Model ini merupakan removable disk
pack dengan head yang dibungkus
di dalam pack. Sekarang istilah Winchester digunakan
oleh sembarang disk drive
yang dibungkus pack
dan memakai rancangan head aerodinamis.
Disk drive
beroperasi dengan kecepatan
konstan. Untuk dapat membaca
dan menulis,
head
harus berada pada track yang diinginkan dan pada awal sectornya. Diperlukan
waktu untuk mencapai track yang
diinginkan, waktu yang diperlukan disebut aebagai seek time. Apabila
track sudah didapatkan
maka diperlukan waktu sampai sector
yang bersangkutan berputar sesuai dengan headnya, yang
disebut rotational latency. Jumlah seek time dan rotational latency disebut dengan access time. Dengan kata lain, access
time adalah waktu yang diperlukan disk untuk berada
pada posisi siap membaca atau menulis.
Berikutnya akan
dijelaskan memori eksternal yang termasuk magnetik disk, yaitu floppy
disk
(disket), harddisk model IDE dan harddisk model SCSI.
Floppy
Disk (Disket)
Dengan berkembangnya komputer pribadi maka diperlukan media untuk
mendistribusikan
software maupun pertukaran data.
Solusinya ditemukannya disket atau floppydisk
oleh IBM.
Karakteristik disket
adalah head menyentuh permukaan disk
saat membaca ataupun
menulis. Hal ini
menyebabkan disket tidak tahan lama
dan sering rusak. Untuk mengurangi
kerusakan atau aus
pada disket, dibuat mekanisme penarikan head dan menghentikan rotasi disk ketika
head tidak melakukan operasi baca dan tulis. Namun akibatnya waktu akses disket
cukup lama. Gambar 5.6. memperlihatkan bentuk floppy disk.
Ada dua
ukuran disket yang tersedia, yaitu 5,25 inchi dan 3,5 inchi
dengan masing –
masing memiliki
versi low density (LD) dan high density (HD). Disket
5,25 inchi sudah tidak popular karena
bentuknya yang besar, kapasitas lebih kecil dan selubung
pembungkusnya tidak kuat. Perhatikan
karakteristik model disket yang beredar saat ini pada tabel 5.2.
IDE
Disk (Harddisk)
Saat IBM menggembangkan
PC XT, menggunakan sebuah hardisk Seagate 10 MB untuk
menyimpan program
maupun data. Harddisk ini memiliki 4 head, 306 silinder dan 17 sektor per
track, dicontrol oleh
pengontrol disk Xebec pada sebuah kartu plug-in.
Teknologi
yang berkembang pesat menjadikan pengontrol disk yang sebelumnya terpisah menjadi satu paket
terintegrasi, diawali dengan
teknologi drive IDE (Integrated
Drive Electronics) pada
tengah tahun 1980. Teknologi
saat itu IDE hanya
mampu menangani disk berkapasitas maksimal
528 MB dan mengontrol 2 disk.
Seiring kebutuhan memori, berkembang teknologi
yang mampu menangani disk
berkapasitas
besar. IDE berkembang menjadi EIDE (Extended Integrated Drive Electronics)
yang mampu
menangani harddisk lebih dari
528 MB dan mendukung pengalamatan LBA (Logical Block
Addressing), yaitu metode pangalamatan yang hanya memberi nomer pada sektor –
sektor mulai dari 0 hingga
maksimal 224-1. Metode ini mengharuskan pengontrol mampu mengkonversi alamat – alamat
LBA menjadi alamat
head, sektor dan silinder.
Peningkatan kinerja lainnya adalah
kecepatan tranfer yang lebih tinggi, mampu mengontrol 4 disk, mampu mengontrol
drive
CD-ROM.
SCSI
Disk (Harddisk)
Disk SCSI (Small Computer
System Interface) mirip dengan IDE dalam
hal organisasi pengalamatannya.
Perbedaannya pada piranti antarmukanya yang mampu mentransfer data dalam kecepatan
tinggi. Versi disk SCSI terlihat pada tabel 5.3.
Karena kecepatan transfernya tinggi, disk
ini merupakan standar bagi
komputer UNIX dari Sun Microsystem,
HP, SGI, Machintos, Intel terutama komputer – komputer server jaringan, dan
vendor – vendor lainnya.
SCSI
sebenarnya lebih dari sekedar piranti antarmuka harddisk. SCSI adalah sebuah
bus karena
SCSI mampu sebagai pengontrol hingga 7 peralatan seperti: harddisk, CD ROM,
rekorder CD,
scanner dan peralatan lainnya. Masing – masing peralatan memiliki ID unik
sebagai media pengenalan oleh SCSI.
5.2
RAID
Telah
dijelaskan diawal bahwa masalah utama sistem memori adalah mengimbangi laju
kecepatan CPU.
Beberapa teknologi dicoba
dan dikembangkan, diantaranya
menggunakan
konsep
akses paralel pada disk.
RAID
(Redundancy
Array of Independent Disk) merupakan organisasi disk memori yang mampu menangani
beberapa disk dengan sistem akses paralel dan redudansi ditambahkan untuk meningkatkan
reliabilitas. Karena kerja paralel
inilah dihasilkan resultan kecepatan disk yang lebih cepat.
Teknologi database sangatlah penting dalam model disk ini karena
pengontrol disk harus mendistribusikan data pada
sejumlah disk dan juga membacaan kembali. Karakteristik umum
disk RAID :
- RAID adalah sekumpulan disk drive yang dianggap sebagai sistem tunggal disk.
- Data didistribusikan ke drive fisik array.
- Kapasitas redudant disk digunakan untuk menyimpan informasi paritas, yang menjaminrecoveribility data ketika terjadi masalah atau kegagalan disk.
Jadi RAID
merupakan salah satu jawaban masalah kesenjangan kecepatan disk memori dengan CPU dengan cara
menggantikan disk
berkapasitas besar dengan sejumlah disk – disk berkapasitas kecil
dan mendistribusikan data pada disk – disk tersebut sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dibaca kembali.
RAID
tingkat 0
Sebenarnya bukan RAID
karena tidak menggunakan redundansi dalam
meningkatkan kinerjanya. Data
didistribusikan pada seluruh disk secara array merupakan keuntungan daripada menggunakan
satu disk berkapasitas besar.
Sejalan
perkembangan RAID – 0 menjadi model
data strip pada disk
dengan suatu
management
tertentu hingga data sistem data dianggap tersimpan pada suatu disk logik. Mekanisme tranfer data dalam satu sektor sekaligus sehingga hanya baik untuk menangani tranfer data besar.
RAID
tingkat 1
Pada RAID – 1,
redundansi diperoleh dengan cara menduplikasi seluruh data pada disk
mirror-nya.
Seperti halnya RAID –
0, pada tingkat 1 juga
menggunakan teknologi stripping, perbedaannya adalah
dalam tingkat 1 setiap strip logik dipetakkan ke dua disk yang secara logika terpisah sehingga
setiap disk pada array akan memiliki mirror disk yang berisi data sama.
Hal ini menjadikan
RAID – 1 mahal. Keuntungan RAID – 1:
- Permintaan pembacaan dapat dilayani oleh salah satu disk karena terdapat dua disk berisi data sama, tergantung waktu akses yang tercepat.
- Permintaan penyimpanan atau penulisan dilakukan pada 2 disk secara paralel.
- Terdapat back-up data, yaitu dalam disk mirror-nya. RAID – 1 mempunyai peningkatan kinerja sekitar dua kali lipat dibandingkan RAID – 0
pada operasi baca,
namun untuk operasi tulis tidak secara signifikan terjadi peningkatan. Cocok
digunakan
untuk menangani data
yang sering mengalami
kegagalan dalam proses pembacaan. RAID
– 1 masih bekerja berdasarkan sektor – sektornya.
RAID
tingkat 2
RAID
– 2 mengganakan teknik akses paralel untuk semua disk. Dalam proses operasinya, seluruh disk berpartisipasi dan mengeksekusi setiap permintaan sehingga terdapat
mekanisme sinkronisasi
perputaran disk dan headnya. Teknologi stripping juga digunakan dalam
tingkat ini, hanya stripnya berukuran kecil, sering kali dalam ukuran word atau byte.
Koreksi kesalahan menggunakan
sistem bit paritas
dengan kode Hamming.
Cocok digunakan untuk menangani sistem yang kerap mengalami kesalahan
disk.
RAID
tingkat 3
Diorganisasikan mirip
dengan RAID – 2, perbedaannya pada
RAID – 3 hanya
membutuhkan disk redudant
tunggal, tidak tergantung jumlah array
disknya. Bit paritas
dikomputasikan
untuk setiap data word dan ditulis pada
disk paritas khusus. Saat
terjadi
kegagalan drive,
data disusun kembali dari
sisa data yang
masih baik dan dari informasi
paritasnya.
RAID
– 3 menggunakan akses paralel dengan data didistribusikan dalam bentuk strip –
strip kecil.
Kinerjanya menghasilkan transfer berkecepatan tinggi, namun hanya dapat mengeksekusi sebuah permintaan I/O saja
sehingga kalau digunakan pada lingkungan transaksi data
tinggi terjadi penurunan kinerja.
RAID
tingkat 4
RAID – 4 menggunakan teknik akses
yang independen untuk setiap disknya sehingga permintaan baca atau tulis
dilayani secara paralel. RAID
ini cocok untuk
menangani sistem dengan
kelajuan tranfer data yang
tinggi. Tidak memerlukan
sinkronisasi disk karena
setiap disknya
beroperasi secara independen. Stripping data dalam ukuran yang besar.
Strip paritas bit
per bit dihitung
ke seluruh strip yang berkaitan pada setiap disk
data. Paritas disimpan pada
disk paritas khusus. Saat
operasi penulisan, array management
software
tidak hanya
meng-update data tetapi juga paritas yang terkait. Keuntungannya dengan disk
paritas yang
khusus menjadikan keamanan data lebih terjamin, namun dengan disk paritas yang
terpisah akan
memperlambat kinerjanya.
RAID
tingkat 5
Mempunyai
kemiripan dengan RAID – 4 dalam organisasinya, perbedaannya adalah strip – strip paritas didistribusikan pada seluruh disk. Untuk keamanan, strip paritas suatu disk
disimpan pada disk
lainnya. RAID – 4 merupakan
perbaikan dari RAID – 4 dalam
hal
peningkatan
kinerjanya. Disk ini biasanya digunakan dalam server jaringan.
RAID
tingkat 6
Merupakan
teknologi RAID terbaru. Menggunakan metode penghitungan dua paritas
untuk
alasan keakuratan dan
antisipasi terhadap koreksi kesalahan. Seperti halnya
RAID – 5, paritas tersimpan
pada disk lainnya. Memiliki kecepatan transfer yang tinggi.
5.3
Optical Disk
Pada tahun 1980, Philips dan Sony
mengembangkan CD (Compact Disk). Detail teknis
produk ini dipublikasikan dalam international standard resmi pada tahun 1983 yang populer
disebut red book. CD merupakan disk yang
tidak dapat dihapus, mampu menyimpan memori kurang
lebih 60 menit informasi audio pada salah satu sisinya. Keberhasilan secara
komersial CD
yang mampu menyimpan
data dalam jumlah yang besar, menjadikannya media penyimpan yang
fleksibel
digunakan di berbagai peralatan seperti komputer, kamera video, MP3 player, dan
lain-lain.
Sejak dipublikasikan sampai dengan saat
ini, terdapat bermacam-macam variasi
sesuai dengan
penggunaan dan teknologinya. Berikut tabel diantara produk-produk optical disk
:CD
ROM
(Compact Disk –
Read Only Memory). Merupakan
generasi CD yang
diaplikasikan sebagai media
penyimpan data komputer. Dikenalkan pertama kali oleh Phillips dan Sony tahun 1984
dalam publikasinya, yang dikenal dengan Yellow Book.
Perbedaan
utama dengan CD adalah CD ROM player lebih kasar dan memiliki perangkat pengoreksi kesalahan, untuk menjamin keakuratan tranfer data
ke komputer. Secara fisik keduanya
dibuat dengan cara yang sama, yaitu terbuat dari resin, contohnya polycarbonate,
dan dilapisi
dengan permukaan yang sangat reflektif seperti aluminium.
Penulisan dengan
cara membuat lubang
mikroskopik sebagai representasi
data dengan laser berintensitas tinggi. Pembacaan menggunakan laser berintensitas
rendah untuk menterjemahkan
lubang mikroskopik ke
dalam bentuk data
yang dapat dikenali
komputer. Saat
mengenai lubang
miskrokopik, intensitas
sinar laser akan berubah – ubah. Perubahan intensitas
ini dideteksi oleh
fotosensor dan dikonversi dalam bentuk sinyal digital.
Karena disk
berbentuk lingkaran,
terdapat masalah dalam mekanisme
baca dan tulis, yaitu
masalah kecepatan. Saat disk membaca data dibagian dekat pusat disk diperlukan
putaran rendah karena padatnya
informasi data, sedangkan
apabila data berada
di bagian luar disk diperlukan
kecepatan yang lebih tinggi. Ada beberapa metode mengatasai masalah kecepatan
ini, diantaranya dengan sistem
constant angular
velocity (CAV),
yaitu bit – bit informasi
direkam dengan kerapatan yang
bervariasi sehingga didapatkan putaran disk yang sama. Metode ini biasa diterapkan dalam disk
magnetik, kelemahannya adalah kapasitas disk menjadi berkurang. Metode lain, yang biasa
diterapkan pada disk optik
adalah constant linier velocity
(CLV), yaitu dalam mengantisipasi kerapatan data pada
disk dengan menyesuaikan
kecepatan putaran disk yang dikontrol oleh disk
drive-nya. Keuntungannya adalah
kapasitas disk besar, namun waktu akses secara keseluruhan lebih lambat dibandingkan metode CAV. Layout
disk CLV terlihat
pada gambar 5.7.
Data pada CD-ROM
diorganisasikan sebagai sebuah rangkaian blok-blok. Formasi blok
yang umum ditunjukkan
pada gambar 5.8. Format ini terdiri dari field-field sebagai berikut :
• Sync : Field sync mengidentifikasikan awal sebuah blok. Field ini terdiri dari sebuah byte yang seluruhnya nol, 10 byte yang seluruhnya satu, dan sebuah byte akhir yang seluruhnya nol.
• Header : Header terdiri dari alamat blok dan byte mode. Mode nol menandakan suatu
field data blanko; mode satu menandakan penggunaan kode error-correcting dan 2048 byte data; mode dua menandakan 2336 byte data pengguna tanpa kode error-correcting.
• Data : Data pengguna
• Auxiliary : Data pengguna tambahan dalam mode dua. Pada mode satu, data ini merupakan kode error-correcting 288 byte.
Untuk dapat
digunakan diberbagai sistem operasi, perlu adanya sistem
file CD-ROM yang standar. Diadakan pertemuan antar produsen CD
untuk membahas standar
ini di High Sierras
(perbatasan California – Nevada) sehingga standar sistem file CD-ROM dikenal
dengan High
Sierra
(IS 9660). Standar ini meliputi 3 level. Level 1 diantaranya berisi :
- Nama – nama file maksimum 8 karakter, yang secara opsional diikuti dengan nama ekstensi maksimal 3 karakter. (Menyesuaikan sistem operasi MS-DOS. Untuk level 2 mencapai 32 karakter.
- Nama – nama file hanya dapat memuat huruf – huruf besar, digit, dan karakter tambahan tertentu saja.
- Direktori dapat dibuat hingga mencapai 8 tingkat tanpa memu
CD –
R
(Compact Disk
Recordables) Secara fisik
CD-R merupakan CD polikarbonat
kosong berdiameter 120 mm
sama seperti CD
ROM. Perbedaannya adanya alur –
alur untukmengarahkan
laser saat penulisan. Awalnya CD-R dilapisi emas sebagai media
refleksinya.
Permukaan
reflektif pada lapisan emas
tidak memiliki depresi
atau lekukan – lekukan
fisik
seperti halnya pada lapisan aluminium sehingga harus dibuat tiruan lekukan
antara pit dan
land-nya.
Caranya dengan menambahkan lapisan
pewarna di antara
pilikarbonat dan lapisan
emas. Jenis pewarna
yang sering digunakan adalah cyanine yang berwarna hijau dan pthalocynine yang berwarna oranye
kekuning-kuningan. Pewarna ini sama seperti yang digunakan dalam film fotografi
sehingga menjadikan Kodak dan Fuji produsen utama CD-R.
Sebelum digunakan
pewarna bersifat transparan sehingga sinar laser berdaya tinggi dapat
menembus sampai ke
lapisan emas saat proses penulisan. Saat sinar laser mengenai titik pewarna, sinar ini
memanaskannya sehingga pewarna
terurai melepaskan ikatan
kimianya membentuk suatu
noda. Noda – noda inilah sebagai representasi data yang nantinya dapat dikenali
oleh foto-detektor
apabila disinari dengan laser berdaya rendah saat proses pembacaan.
Seperti halnya
jenis CD lainnya, CD-R
dipublikasikan dalam buku
tersendiri yang
memuat
spisifikasi teknisnya yang dikenal dengan Orange Book. Buku ini
dipublikasikan tahun
1989.
Terdapat format
pengembangan, yaitu ditemukannya
seri CD-ROM XA
yang
memungkinkan
penulisan CD-R secara inkremental sehingga menambah fleksibilitas produk ini.
Kenapa hal
ini bisa dilakukan, karena sistem
ini memiliki multitrack
dan setiap track memiliki
VOTC (volume
table of content) tersendiri. Berbeda dengan model CD-ROM sebelumnya yang
hanya
memiliki VOTC tunggal pada permulaan saja.
CD –
RW
(Compact
Disk Rewritables) Jenis CD ini memungkinkan penulisan berulang kali sehingga jenis ini memiliki
nilai kompetitif dibandingkan jenis lain. Namun CD-RW belum
banyak dipasaran karena
masih relatif mahal.
Karena proses
penulisan berulang kali maka secara fisik berbeda dengan CD-R. CD-RW tidak menggunakan lapisan pewarna, namun menggunakan
logam paduan antara perak, indium, antimon
dan tellurium.
CD-RW drive
menggunakan laser dalam 3 daya berbeda. Laser berdaya tinggi bertugas
melelehkan paduan
logam untuk mengubah kondisi stabil
kritalin reflektivitas
tinggi menjadi
kondisi stabil
amorf reflektivitas rendah agar
menyerupai sebiah pit. Laser berdaya
sedang
menjadikan logam paduan meleleh dan berubah menjadi kondisi
kristalin alamiah sebagai
representasi
land. Sedangkan laser berdaya rendah digunakan dalam proses pembacaan
saja.
Saat
ini CD-RW belum mampu menggeser penggunaan CD-R karena disamping harganya masih relatif
mahal dibandingkan CD-R, juga karena CD-R yang tidak dapat dihapus merupakan
backup data
terbaik saat ini.
DVD
(Digital Versatile Disk, awalnya Digital Video Disk) Merupakan pengembangan CD untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam penyimpanan memori besar.
Desain
DVD sama dengan CD biasa, terbuat dari polikarbonat 1,2 mm yang berisi pit dan land,
disinari dioda laser dan dibaca oleh foto-detektor. Hal yang baru adalah :
• Pit – pit lebih
kecil (0,4 mikron, atau setengahnya CD biasa)
• Spiral lebih rapat
(0,74 mikron, sedangkan pada CD biasa 1,6 mikron)
• Menggunakan
teknologi laser merah dengan ukuran 0,65 mikron, sedangkan pada CD
biasa
0,78 mikron.
Hal
baru diatas menjadikan DVD lebih besar kapasitasnya, yaitu untuk sisi tunggal
dan
berlapis tunggal 4,7
GB, sedangkan untuk berlapis ganda ataupun bersisi ganda akan lebih besar
lagi.
Transfer
data pada DVD drive sekitar 1,4 MB/det, sedangkan CD biasa hanya 150 KB/det. Kecepatan,
teknologi laser yang
berbeda menimbulkan sedikit masalah untuk
kompatibilitas dengan
teknologi CD maupun CD-ROM. Akan tetapi, saat ini
beberapa produsen telah mengantisipasi dengan diada
laser ganda ataupun teknologi lain yang
memungkinkan saling kompatibel.
Saat ini berkembang 4 format DVD, yaitu :
•
Bersisi tunggal dengan lapisan tunggal (kapasitas 4,7 GB)
•
Bersisi tunggal dengan lapisan ganda (kapasitas 8,5 GB)
•
Bersisi ganda dengan lapisan tunggal (kapasitas 9,4 GB)
•
Bersisi ganda dengan lapisan ganda (kapasitas 17 GB)
Piringan
berlapis ganda memiliki satu lapisan reflektif pada bagiuan bawah, yang ditutup
dengan lapisan
semireflektif. Lapisan bawah memiliki pit dan land yang lebih lebar agar akurat
dalam pembacaan
sehingga lapisan bawah berkapasitas lebih kecil daripada lapisan atasnya. Pada piringan
bersisi ganda dibuat dengan melekatkan dua sisi disk.
5.4
Pita Magnetik
Sistem
pita magnetik menggunakan teknik pembacaan dan penulisan yang identik dengansistem
disk magnetik.
Medium
pita magnetik berbentuk track – track paralel, sistem pita lama berjumlah 9
buah track sehingga
memungkinkan penyimpanan satu byte sekali simpan dengan satu bit paritas pada track sisanya. Sistem
pita baru menggunakan 18 atau 36 track sebagai penyesuaian terhadap lebar word
dalam format digital.
Seperti pada
disk, pita magnetik dibaca
dan ditulisi dalam bentuk
blok – blok yang bersambungan
(kontinyu) yang disebut physical record. Blok – blok tersebut
dipisahkan oleh gap yang
disebut inter-record gap. Gambar 5.9 menyajikan
format fisik pita magnetik.
Head
pita magnetik merupakan perangkat sequential access.
Head harus menyesuaikan letak
record yang akan dibaca ataupun akan ditulisi. Apabila head berada di tempat
lebih atas dari yang diinginkan maka pita perlu dimundurkan dahulu, baru dilakukan pembacaan
dengan arah
maju. Hal ini sangat berbeda pada teknologi disk yang menggunakan teknik direct
access. Kecepatan
putaran pita magnetik adalah rendah sehingga transfer
data menjadi lambat, saat
ini pita
magnetik mulai ditinggalkan digantikan oleh jenis – jenis produk CD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar